BAB 10
AGAMA DAN MASYARAKAT
10.1 Fungsi Agama
A.Fungsi Agama Dalam Masyarakat
Agama
merupakan salah satu prinsip yang (harus) dimiliki oleh setiap manusia untuk
mempercayai Tuhan dalam kehidupan mereka. Tidak hanya itu, secara individu
agama bisa digunakan untuk menuntun kehidupan manusia dalam mengarungi
kehidupannya sehari-hari.
Menurut Prof. Dr. H.
Jalaluddin dalam bukunya Psikologi Agama beberapa fungsi
agama dalam masyarakat, antara lain:
- Fungsi
Edukatif (Pendidikan).
Ajaran agama secara yuridis (hukum) berfungsi
menyuruh/mengajak dan melarang yang harus dipatuhi agar pribagi
penganutnya menjadi baik dan benar, dan terbiasa dengan yang baik dan yang
benar menurut ajaran agama masing-masing.
- Fungsi Penyelamat. Dimanapun manusia berada, dia selalu menginginkan dirinya selamat. Keselamatan yang diberikan oleh agama meliputi kehidupan dunia dan akhirat.
- Fungsi
Perdamaian.
Melalui tuntunan agama seorang/sekelompok orang yang bersalah atau berdosa
mencapai kedamaian batin dan perdamaian dengan diri sendiri, sesama,
semesta dan Alloh. Tentu dia/mereka harus bertaubat
dan mengubah cara hidup.
- Fungsi
Kontrol Sosial.
Ajaran agama membentuk penganutnya makin peka terhadap masalah-masalah
sosial seperti, kemaksiatan, kemiskinan, keadilan, kesejahteraan dan
kemanusiaan. Kepekaan ini juga mendorong untuk tidak bisa berdiam diri
menyaksikan kebatilan yang merasuki sistem kehidupan yang ada.
- Fungsi
Pemupuk Rasa Solidaritas. Bila fungsi ini dibangun secara serius dan
tulus, maka persaudaraan yang kokoh akan berdiri tegak menjadi pilar
"Civil Society" (kehidupan masyarakat) yang memukau.
- Fungsi
Pembaharuan.
Ajaran agama dapat mengubah kehidupan pribadi seseorang atau kelompok
menjadi kehidupan baru. Dengan fungsi ini seharusnya agama terus-menerus
menjadi agen perubahan basis-basis nilai dan moral bagi kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
- Fungsi
Kreatif.
Fungsi ini menopang dan mendorong fungsi pembaharuan untuk mengajak umat
beragama bekerja produktif dan inovatif bukan hanya bagi diri sendiri
tetapi juga bagi orang lain.
- Fungsi
Sublimatif (bersifat
perubahan emosi). Ajaran agama mensucikan segala usaha manusia, bukan saja
yang bersifat agamawi, melainkan juga bersifat duniawi. Usaha manusia
selama tidak bertentangan dengan norma-norma agama, bila dilakukan atas
niat yang tulus, karena untuk Alloh, itu adalah ibadah.
B. Dimensi Komitmen Agama
- Dimensi keyakinan mengandung perkiraan/ harapan bahwa orang yang religius akan menganut pandangan teologis tertentu.
- Praktek agama mencakup perbuatan-perbuatan berbakti, yaitu perbuatan untuk melaksanakan komitmen agama secara nyata.
- Dimensi pengetahuan dikaitkan dengan perkiraan bahwa orang-orang yang bersikap religius akan memiliki informasi tentang ajaran-ajaran pokok keyakinan dan upacara keagamaan, kitab suci, dan tradisi-tradisi keagamaan mereka.
- Dimensi konsekuensi dari komitmen religius berbeda dengan tingkah laku perseorangan.
- Dimensi pengalaman memperhitungkan fakta, bahwa semua agama mempunyai perkiraan tertentu
10.2 Pelembagaan Agama
A. 3 Tipe Kaitan Agama Dengan Masyarakat
Agama memiliki tiga tipe hubungan dengan masyarakat diantaranya (menurut Elizabeth K. Nottingham)
- Masyarakat Pedalaman => Didalam kehidupan masyarakat pedalaman, agama masih berdasarkan kepercayaan sehingga mereka mengadakan berbagai upacara ritual karena mereka percaya, dengan begitu mereka sudah memiliki agama.
- Masyarakat Semi Industri => Didalam masyarakat semi industri sudah lebih maju dari masyarakat pedalaman, sehingga di masyarakat semi industri sudah memegang agama sebagai kepercayaan dan sebagai pedoman dalam melakukan segala hal seperti berdagang
- Masyarakat Industri Sekunder (Modern) => Didalam masyarakat industri sekunder sudah banyak muncul teknologi canggih sehingga lebih mudah menolong kegiatan manusia, namun karena sudah banyak teknologi maka agama menjadi di "nomor duakan" sehingga kurangnya kepercayaan terhadap agama.
B. Pelembagaan Agama
Pelembagaan agama adalah suatu tempat
atau lembaga dimana tempat tersebut untuk membimbing manusia yang mempunyai
atau menganut suatu agama dan melembagai suatu agama.
Seperti di Indonesia pelembagaan
agamanya seperti MUI, MUI itu sendiri singkatan dari Majelis Ulama
Indonesia,yang menghimpun para ulama indonesia untuk menyatukan gerak langkah
islam di Indonesia, MUI yang melembagai atau membimbing suatu agama khususnya
agama islam.
Dengan kata lain
pelembagaan agama adalah wadah untuk menampung aspirasi-aspirasi di setiap
masing-masing agama. ketika ada selisih paham yang tidak sependapat dengan
agama yang bersangkutan, maka masalah tersebut di bawa ke pelembagaan agama,
untuk di tindak lanjuti.dengan memusyawarahkan masalah tersebut dan di ambil
keputusan bersama dan di sepakati bersama pula.
10.3 Agama, Konflik dan Masyarakat
A. Contoh-contoh dan kaitannya tentang konflik yang ada dalam agama dan masyarakat
Contoh-contoh dan kaitannya tentang konflik yang ada dalam agama dan masyarakat didalam masyarakat terdapat perbedaan agama yang dianut dari masing-masing individu namun diantara mereka tidak saling menghargai dalam perbedaan agama tersebut, dan akan timbul permasalahan seperti :
- Konflik perbedaan pendapat tentang agama
- Perpecahan
- Peperangan antar agama
- Pelecehan agama
- dll
Sumber :
http://nathaniaseptavy.wordpress.com/tag/pelembagaan-agama/
https://caesareno.wordpress.com/2003/02/17/agama-dan-masyarakat
https://caesareno.wordpress.com/2003/02/17/agama-dan-masyarakat